“Menikmati Fasilitas
Bagaikan Pangeran Kerajaan, Disanjung dan Disayang Sepenuh Hati”
Setelah menempuh
perjalanan kurang lebih satu jam seperempat dari Bandara Soekarno-Hatta (SOETA)
menuju Bandara Samsoedin Noor Banjarmasin. Saya tidak langsung menempuh
perjalanan menuju Istana Yatim Al- Azhar Bersujud yang terletak di Jalan Batu
Benawa, Desa Bersujud, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu,
Kalimanatan Selatan. Saya memilih beristirahat terlebih dahulu bermalam di
Hotel Royal Jelita Banjarmasin.
Setelah pagi perjalanan saya teruskan menuju Istana Yatim, perjalanan dari Banjarmasin menuju Istana Yatim kurang lebih lima jam melewati jalur darat. Sedangkan jika ditempuh melalui pesawat komersial bisa dipersingkat menjadi seperempat jam.
Setelah pagi perjalanan saya teruskan menuju Istana Yatim, perjalanan dari Banjarmasin menuju Istana Yatim kurang lebih lima jam melewati jalur darat. Sedangkan jika ditempuh melalui pesawat komersial bisa dipersingkat menjadi seperempat jam.
Setiba di lokasi kepala
saya menenggadah, mata saya teruju ke bangunan yang tinggi, rasa takjub dan
dari bibir hanya meluncur kata “ luar bisa”,… sebuah bangunan bak istana
menjulang tinggi berdiri megah. Saya mengira bangunan yang menghadap jalan raya
ini adalah rumah tinggal Haji Zairullah Azhar, pengasuh sekaligus pemilik
Istana Yatim. Ternyata dugaan saya tidak sepuhnya benar, bangunan megah itu
memang tempat tinggal Haji Zaerullah, tapi juga satu atap dihuni oleh sejumlah
anak yatim. Hati masih terkagum-kagum, saya melangkah memasuki gerbang istana.
Seorang pria paruh abad mengenakan sarung dan berbaju koko putih, sedangkan
sorban berwarna putih menutupi pecinya yang berwarna putih menyambut jabatan
tangan saya, seraya senyumnya mengembang. “Selamat datang di Istana Yatim,
silahkan masuk,” kata Haji Zirullah Azhar.
Saya dan rombongan
menaiki tangga-tangga istana, Haji Zairullah tidak banyak bercerita seputar
Istana Yatim, ia lebih banyak menanyakan perjalanan saya dari Tasikmalaya
menuju Istana yatim. “ Tentu saya jawab, luar biasa dan sangat menyenagkan,”…
Dan bagi saya cerita panjang lebar seputar istana tidak perlu karena dengan
melihat kemegahan istana dan segala fasilitasnya termasuk mobil mewah, mobil
ambulan, saya sudah mendapat informasi yang sangat akurat membuat dada saya
sesak, tenggorokan saya mengering, mata saya berkaca-kaca penuh dengan
kekaguman dan rasa iri ingin membuat istana yang kelak akan dibangunkan juga
oleh Allah SWT di surga. Saya lebih tertarik siapa yang menjadi arsitek istana
yatim ini? Karena saya yakin seputar kisah pangeran yang ada di dalam istana
bisa dikorek juga dari pemilik karya spektakuler itu.
Sepanjang jalan saya
memang ditemani Haji Junaidi Sunar, saya tidak menyangka dialah pemililik otak
cemerlang mewujudkan istana Megah. Dia orang yang sangat amanah, bukan lulusan
teknik sipil, namun karena kejujuran dan keuletannya ia mampu mewujudkan impian
pak Zairullah. “Pak Zairullah itu tidak
tahu berapa dana yang dihabiskan untuk membangun istana ini, semua nya ada di
saya, tapi sayang saya tidak boleh menyebutkan angkanya, “ kata Haji Sunar. “
Bahkan saya mau melaporkan berapa keuangan yang dikeluarkan untuk membangun
istana ini beliau menolaknya. Tidak perlu Pak Haji Sunar, saya itu manusia
biasa ketika tahu jumlahnya saya takut dihati kecil saya terbesit rasa
kemanusiaan saya muncul,” tambah Haji Sunar menirukan ucapan orang yang biasa
disapa akrab pak ZA itu.
Perjuangan Zairullah
dalam menegakan syiar Islam memang sudah seharusnya membuat siapa pun iri. Ia
telah mewakafkan dirinya dan hartanya untuk anak yatim. Bahkan menurut cerita
kawan saya yang tinggal di sana bernama Salmani Muslim seorang PNS dan menjabat
Sekretaris Pengadilan Agama di Kabupaten Amuntai, hampir semua masjid dan
sarana keagagamaan lainnya yang ada di Kalsel semuanya tersentuh kebaikan
tangan bantuan dari ZA. Ia mengadakan pengajian bulanan dan memfasilitasi
transportasi hingga satu miliyar per bulan, terkadang ia menyebar nasi bungkus
dan uang senilai Rp50 ribu untuk para pengayuh becak di Kalsel. Saat saya
mengutarakan ingin membuat madrasah bertarap internasional di Tanah Bumbu
dengan ringannya ia mengatakan jika membutuhkan tanah saya punya tiga puluh
hektar silahkan dipergunakan. “Atau kalau masih kurang saya akan wakafkan tanah
saya di Banjarmasin (pusat kota, red)
masih ada sekitar tiga ratus hektar,” katanya. Ucapan yang meluncur dari bibir
pak ZA yang diselingi senyum renyah membuat dada saya kian sesak, dan
ketakjuban saya kian bertambah, pak Zairullah benar-benar mahluk yang
diciptakan secara khusus oleh Allah SWT dia tercipta sebagai manusia yang mampu
menggenggam dunia dan sebagai pengendali hawa nafsu, sebaliknya dunia tidak mampu
mengendalikannya..” subhanallah dan
lagi-lagi dalam mulut saya terucap luar biasa….
Menurut Haji Sunar,
sumua surat tanah dan laporan keuangan istana yatim, dirinya yang menyimpan.
Sebaliknya pak ZA tidak pernah menanyakannya. Ia juga tahu persis seputar
kegiatan di dalam istana yatim karena Haji Sunar sudah dinggap sebagai sahabat
sekaligus keluarga pak ZA. Menurutnya,
jumlah anak yatim yang menghuni istana tersebut kurang lebih 1.117 orang
selebihnya santri biasa yang juga menghuni istana megah letaknya di belakang
masih di komplek istana yatim. Para penghuni istana dan masyarakat yang
bersekolah jumlahnya kurang lebih mencapi 5000 santri. Mereka rata-rata
bersekolah mulai jenjang RA hingga perguruan tinggi gratis. “Anak yatim yang
berprestasi juga ada yang disekolahkan di sejumlah perguruan tinggi bergengsi
di pulau jawa, bahkan hingga ke luar negeri,” papar Haji Sunar.
Masih menurut Haji
Sunar, rata-rata setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan makan dan keperluan
bulanan penghuni Istana yatim menghabiskan anggaran sekitar 870 juta. Dana
tersebut didapatkan dari hasil usaha milik Haji Zairullah. “ Pak ZA ini
memperlakukan anak yatim seperti anaknya sendiri, anak yatim pun sangat manja
terhadapnya, ia disayang diperlakukan benar-benar seperti pangeran,” paparnya.
Masih menurut Haji Sunar, kecintaan terhadap anak yatim itu dibuktikan Pak ZA
setiap harinya ia makan sama seperti yang dimakan anak yatim. Ia menolak
dibedakan soal makanan yang ia makan setiap harinya. Ia lebih senang makan
secara berjamaah dengan anak yatim. Bahkan kamarnya juga, termasuk tempat
tidurnya, kamar kecilnya sama seperti yang dipakai anak yatim. “ Kamar pak ZA
itu dengan anak yatim hanya tersekat tembok saja,” jelas Haji Sunar.
“Semua fasilitas yang
ada di dalam istana ini milik para pangeran, mereka adalah anak-anak yatim
paling kaya di dunia dan Berjaya di akherat,” seloroh haji Sunar. Cerita ini
diperkuat Haji Sunar, isteri pak ZA itu pecinta tanaman hias, betapa kagetnya
sejumlah tanaman itu banyak yang patah, ia marah besar dan memanggil
anak-naknya. Tapi saat diceritakan semua itu kelakuan para pangeran (anak-anak
yatim) ia hanya tersenyum dan berkata” Ya, gak apa-apa nanti kita beli lagi
aja” lirihnya.
Setelah
berbincang-bincang ringan dengan Pak ZA, saya diajak menuju bangunan di komplek
belakang, sebuah bangunan yang kokoh dan berdiri megah. Saya tertarik untuk
mengabadikannya dengan kamera HP, saya hanya mendapatkan keterangan dari Pak ZA
“ Ini yang bangun pak Haji Sunar juga fasilitas di dalamnya kamar mandinya, pak
sunar mencontoh seperti hotel-hotel yang ada di Madinah,” terangnya.
Dalam hati saya,
walaupun Pak ZA tidak menyebutkan angka namun saya sudah bisa memprediksi
bangunan komplek istana yatim itu akan menghabiskan dana mencapai trilyunan. Rasa
kagum saya bertambah, saat saya diajak bertandang ke rumah sang arsitek Istana
Yatim, ternyata rumahnya berantakan alias belum selesai masih rangkai (bahasa
sunda, red). “ Baru kali ini Pak ZA
marah, saat melihat rumah saya, kenapa rumah kamu kumbuh seperti ini,..? kamu
kan pegang uang banyak, bisanya bangun rumah orang…! rumah sendiri kok kaya
gini.” Kata haji Sunar menirukan kemarahan Pak ZA saat itu. Sebaliknya dirinya
hanya mengatakan jika dirinya tidak punya uang, karena uang yang ia pegang itu
uang amanat dan milik anak yatim. “ Tapi pak ZA tetap saja dia meminta saya
membangun rumah yang layak, walau pun kenyataannya tidak saya laksanakan,
yaa…seperti ini lah,” ucap Haji Sunar sambil meunjuk ke salah satu bagian rumah
dia. Terakhir selain saya berkata luar biasa,..saya menambahkan juga, pak Haji Sunar dan haji ZA itu benar-benar
manusia setengah malaikat. (**)
2 komentar
nunggu ada di tasik
Assalamu`alaikum ibu,,, Penasaran hoyong kaditu...
Silahkan Beri Komentar Saudara...